
Jakarta - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), melalui anak usahanya PT Wika Gedung, bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) memulai pengembangan hunian vertikal dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) di Stasiun Senen, Jakarta Pusat.
Di Stasiun Senen akan dibangun 3 tower hunian, dengan rincian 480 unit rusun untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan 882 unit apartemen untuk masyarakat menengah.
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) berkesempatan memiliki hunian di tengah kota Jakarta. Syaratnya, memiliki penghasilan pokok di bawah Rp 7 juta per bulan, dan belum pernah mengajukan KPR subsidi sebelumnya.
Untuk rusunami MBR, harga jual mulai dari Rp 7 juta per meter persegi. Dengan luas satu unit rusun MBR dengan tipe dua kamar tidur sekitar 32 meter persegi, diperkirakan harganya Rp 224 juta per unitnya.
"Rusunami kurang lebih 32 meter persegi semi gross dan per meternya mulai kita ini harga dari Rp 7 juta per meter persegi," kata Manajer Divisi Investasi dan Konsesi Wika Gedung, Prata Kadir, di proyek TOD Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Selasa (10/10/2017).
Sedangkan, untuk apartemen sederhana milik (anami) mampu dimiliki masyarakat dengan penghasilan pokok di atas Rp 7 juta per bulan. Anami memiliki dua tipe, yaitu tipe studio dan dua kamar tidur, dengan harga jual dua kali lipat dari rusunami per meternya.
"Apartemen praktis lebih mahal dari rusunami per meter dua kali lipat. Memang pasarnya lebih middle bukan MBR," kata Prata.
Masyarakat yang ingin membeli hunian TOD di Stasiun Senen mampu eksklusif datang ke proyek TOD Stasiun Senen, menulis nama dan nomor handphone untuk kemudian menerima Nomor Urut Pemesanan (NUP).
Dilengkapi Pertokoan
Rusun di Stasiun Senen ini akan dilengkapi tempat komersial berupa pertokoan. Kawasan komersial akan dibangun di lantai 1 dan 2 di 3 tower.
Di tower pertama yang khusus rumah susun sederhana milik (rusunami) untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) akan memiliki 25 lantai dengan rincian 2 lantai paling bawah ialah tempat komersial, 3 lantai berikutnya merupakan lahan parkir, dan 20 lantai sisanya merupakan unit rusunami bagi MBR.
"Rusunami 1 tower paling utara 25 lantai, terdiri dari 2 lantai komersial paling bawah, 3 lantai parkir, dan 20 lantai hunian," kata Prata.
Sedangkan dua tower sisanya yang merupakan apartemen sederhana milik (anami) juga dilengkapi dengan tempat komersial di 2 lantai terbawah. Anami dibangun dengan tinggi 25 lantai dengan total 882 unit.
"Tinggi lantai untuk apartemen 1 gedung tingginya 21 lantai hunian, 3 lantai parkir, 2 lantai komersial. Apartemen kedua, 22 lantai hunian, 3 lantai parkir, dan 2 lantai komersial," ujar Prata.
Direktur HC dan Pengembangan Investasi Wika Gedung, Nur Al Fata, menambahkan hunian TOD di Stasiun Senen dilengkapi dengan teknologi peredam suara. Sehingga penghuni tak akan merasa terganggu dengan kebisingan perjalanan kereta.
Skema kerja sama antara Wika Gedung dengan KAI meliputi pemanfaatan lahan, di mana KAI menyediakan lahan sedangkan Wika Gedung memanfaatkan lahan biar lebih produktif.
"KAI sediakan tanah, kita sediakan capex-nya (investasinya) ada perjanjian bagi hasil dengan KAI. Sementara tidak perlu aku sampaikan di sini, yang terperinci saling menguntungkan," tutur Al Fata. Sumber detik.com