Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melirik alternatif pendanaan melalui sekuritisasi aset. BTN, Jasa Marga, sampai PT Indonesia Power, anak usaha PLN melaksanakan sekuritisasi aset untuk menerima sumber pendanaan baru.

Ekonom Iman Sugema mengungkapkann sekuritisasi dilakukan untuk membuat aset-aset perseroan menjadi lebih cair atau likuid. Aset yang dijaminkan pendapatannya dalam beberapa tahun mendatang menghasilkan dana segar yang diputar kembali membangun proyek baru.

"Bahwa sekuritisasi ini fungsinya lebih kepada bagaimana kita lakukan likuidasi aset-aset yang tidak likuid atau income stream yang tidak likuid menjadi current income atau current asset. Dengan current asset lakukan bisnis baru," kata Iman dalam Seminar Nasional Sekuritisasi Aset BUMN di Kantor Pusat Jasa Marga, Jakarta Timur, Senin (16/10/2017).

Kehadiran sekuritisasi juga menjadi alternatif investasi bagi investor. Dengan ikut berperan menjadi investor dalam sekuritisasi aset ini juga terbilang lebih menguntungkan alasannya ialah yang dijaminkan ialah aset perseroan yang bernilai tinggi.

"Buat investor juga relatively bersama-sama asset backed securities aman alasannya ialah underlying asset-nya jelas," kata Iman.

Iman mencontohkan, sekuritisasi yang dilakukan oleh BTN dengan menjaminkan KPR hunian. Langkah ini sudab dilakukan BTN semenjak 2009 lalu dan tidak menjadi polemik terkait gosip penjualan BUMN.

"KPR sendiri dalam bentuk aset tapi pemiliknya masih ada di debitur. Asetnya bukan rumah debitur tapi kreditnya. Ketika kemudian BTN jual atau lakukan sekuritisasi itu bukan rumah tapi kredit," tutur Iman.

Dana sekuritisasi yang didapatkan BTN dari menjaminkan KPR digunakan untuk membangun rumah-rumah gres untuk mengatasi kekurangan hunian atau backlog.

"Kalau sudah menjadi liquid sebagai bank bisa dipakai untuk macam-macam, misalnya ekuivalen KPR 100.000 unit. Kita sell securities maka kurang lebih BTN dapatkan cash ekuivalen dengan 100.000 unit. Artinya BTN punya kemampuan biaya 100.000 unit yang gres alasannya ialah ia melepaskan kredit yang lama untuk menjadi cash," tutup Iman.
Sumber detik.com